About

Lebih baik mana? Suplemen makanan, Ekstrak atau Makanan Alami?


Suplemen makanan belakangan ini menimbulkan suatu fenomena di masyarakat. Liliana (2007) dalam penelitianya menyampaikan bagaimana kepanikan pada orang tua Indonesia menghadapi persaingan untuk  mencerdaskan anaknya dengan berlomba-lomba mempertinggi kualitas anaknya dengan memberikan bermacam jenis makanan kesehatan dan berbagai produk suplemen makanan yang ditawarkan berbagi produsen. Suplemen makanan juga menjadi sangat populer di kalangan atlet dan body builder. Lebih luas lagi, Suplemen makanan kini makin menjamur di masyarakat! Meningkatkanya penggunaan suplemen makanan mungkin disebabkan oleh perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat, yakni timbulnya kecendrungan lebih menyukai jenis makanan yang praktis, dan siap saji (Ramadani, 2005). Kita mengetahui bahwa sayur dan buah memiliki gizi yang baik untuk tubuh, namun penelitian menunjukan: 40% anak SD  tidak makan sayur, 20% tidak makan buah (Worthington, 2000). Sebaliknya, konsumsi suplemen pada anak-anak justru sangat tinggi, dikutip dari penelitian Sudiyanto, dkk (2001) yang melibatkan para ibu yang memiliki balita di  kota Jakarta Timur, menemukan bahwa tingginya persentase ibu yang memberikan suplemen makanan pada anak balitanya mencapai 90.1%.

Menghadapi fenomena tersebut penting untuk diketahui apakah suplemen makanan dapat menggantikan zat gizi makanan alami seperti buah atau sayur? Mari kita bahas lebih lanjut dalam blog ini!

Apakah sesungguhnya yang disebut dengan suplemen makanan?

Suplemen makanan merupakan produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih vitamin, mineral, asam  amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang  mempunnyai nilai gizi dan atau efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi.  Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet, tablet hisap, tablet  efervesen, tablet kunyah, serbuk, kapsul lunak, granula, pastiles, atau produk cair  berupa tetes, sirup, larutan (BPOM, 2004).  Seperti namanya, suplemen memiliki arti pelengkap, dalam hal ini diartikan sebagai pelengkap gizi bagi tubuh seseorang.


Apakah zat gizi dalam suplemen makanan sama dengan zat gizi pada makanan alami?

Dalam sebuah seminar nasiolan mengenai zat gizi yang pernah saya ikuti, sebagian peserta bertanya kepada narasumber (ahli gizi) mengenai hal tersebut. “apakah vitamin E pada suplemen vitamin sama dengan vitamin E pada kacang kedelai? Lalu seperti ekstrak buah yang sering beredar di masyarakat saat ini, apakah kandungan eksktra tersebut sama dengan kandungan buah yang dikupas/dimakan dengan cara umumnya? Atau salah satu lebih baik?” kira-kira demikian pertanyaan beberapa peserta tersebut. Bila dibahas dengan ilmu kimia, senyawa alpha-tocopherol (vitamin E) dalam suplemen adalah sama dengan senyawa alpha-tocopherol dalam kacang kedelai. Struktur senyawa tersebut benar-benar sama. Hal yang sama berlaku bagi suplemen makanan atau makanan kesehatan lainya.



Lantas apakah zat gizi dalam kacang kedelai sama dengan zat gizi dalam suplemen makan? Zat gizi dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni makronurien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah sedikit bagi tubuh yaitu vitamin dan mineral (Wardlaw et al, 2004). Nah, dalam kacang kedelai terdapat makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (berbagai jenis vitamin dan mineral) (USDA, 2007). Sedangkan dalam suplemen vitamin E hanya terdapat mikronutrien yakni vitamin E saja. Tentu bila dibandingkan dengan cara tersebut kacang kedelai terlihat lebih kaya nutrisi dibandingkan vitamin E. Namun bila kita membandingkan vitamin E dalam dua makanan tersebut akan ditemukan bahwa vitamin E dalam suplemen lebih tinggi. Dalam 100 gram Kacang kedelai hanya terdapat vitamin E sebanyak 0.85 mg yakni 6% dari kebutuhan vitamin E tubuh. Berbeda dengan suplemen vitamin E, kandungan vitamin hingga lebih dari 100% seperti yang terdapat pada Sea Quill – Vitamin E 400 IU.

Sea Quill – Vitamin E 400 IU mengandung 268 mg vitamin E (didapat dengan perhitungan konversi IU ke mg: 400 x 0.67 = 268 mg). Vitamin E dalam suplemen ini memiliki kelebihan dari suplemen lain/vitamin pada makanan alami, yakni Bentuk vitamin E ter-ester (d-Alpha Tocopherol Acetate) sehingga lebih stabil terhadap panas, udara dan kelembaban dibandingkan bentuk bebas (d-alpha tocopherol). Vitamin E dalam Sea Quill – Vitamin E 400 IU tentu memiliki kasiat dan jumlah yang lebih tinggi dibandingkan vitamin E dalam kacang kedelai. Jadi, vitamin E dalam makanan alami dan suplemen makanan memiliki persamaan dan perbedaan, oleh karenanya lebih cermatlah dalam memahami persamaan dan perbedaan tersebut, agar kita dapat memilih yang lebih tepat untuk di konsumsi.

Jadi Apakah suplemen makanan lebih baik daripada makanan alami?

Untuk mengetahui baik tidaknya sesuatu mari kita bandingkan kerugian dan keuntungan dari sesuatu tersebut! Dalam blog ini, saya akan membandingkan keuntungan dan kerugian kacang kedelai dan suplemen vitamin E.

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, kacang kedelai mengandung makronutrien dan mikronutrien. Manusia membutuhkan kedua kelompok zat gizi tersebut. Bila dibandingkan dengan suplemen vitamin E, tentu kacang kedelai lebih melengkapi gizi seorang manusia. Namun kacang kedelai memiliki beberapa kekurangan seperti menimbulkan reaksi alergi! Reaksi tersebut terjadi karena kacang kedelai memiliki kandungan protein yang berpotensi menimbukan reaksi autoimun/peradangan pada kulit (Ha Kim, 2006). Sedangkan suplemen vitamin E tentu memiliki tingkat alergi yang lebih rendah (reaksi alergi terjadi bila seseorang memang alergi terhadap vitamin E). Oleh karenanya, baik atau tidaknya suplemen dan makanan alami ditentukan tergantung dari cara pandang anda. Bila anda menginginkan manfaat vitamin E dengan cara mudah dan praktis tentu suplemen vitamin E lebih baik dibandingkan kacang kedelai. Sedangkan bila anda menyukai rasa kacang kedelai atau menginginkan makronutrien dan mikronutrien lain selain vitamin E, tentu memilih kacang kedelai yang terbaik. Namun tetap waspada terhadap reaksi alergi, serta jangan mengkonsumsi terlalu banyak, karena segala yang berlebihan akan membahayakan! Jadi, untuk mengetahui yang lebih baik caranya: lebih cermat dan cerdaslah dalam mengkonsumsi suplemen!

Bagaimana cara memilih suplemen makanan yang tepat?

Prinsip agar mendapatkan gizi yang tepat anda perlu mengetahui kebutuhan gizi anda terlebih dahulu! Setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda. Seperti dalam Journal Arch Dis Child 2007 terlihat dalam tabel 2 bagaimana jumlah konsumsi vitamin berbeda-beda sesuai dengan usia seseorang (dalam tabel tersebut usia anak-anak). 



Bagaimana dengan usia anda? Ada baiknya anda bertanya kepada ahli gizi atau membaca rekomendasi dari WHO (klik disini). Setelah anda mengetahui berapa kebutuhan gizi ideal bagi anda, saatnya anda memilih komposisi suplemen makanan yang sesuai. Misalnya bagi anda yang vegetarian: umumnya mereka jarang mendapatkan vitamin B12 (karena sumber B12 terdapat dalam daging), sehingga konsumsi suplemen makanan berupa vitamin B12 sangat bermanfaat bagi kaum vegetarian.

Beberapa suplemen makanan seperti antioxidant, vitamin D dan asam folat ditemukan memiliki manfaat dalam mencegah kanker. Sebuah artikel pada Journal of the National Cancer Institute (2012) menunjukan bahwa konsumsi suplemen makanan yang tepat sungguh menunjukan hasil yang baik dalam mencegah kanker. Hasil tersebut didapatkan dari berbagai penelitian eksperimen selama beberapa tahun terakhir. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bawha kesehatan sungguh mudah dipertahankan bila kita dapat memilih suplemen dengan tepat.  

Suplemen makanan tentu bukan satu-satunya kunci kesehatan. Seperti namanya, suplemen hanya berarti tambahan, sehingga bila anda dapa mengukur bahwa zat gizi yang anda konsumsi telah cukup, maka konsumsi suplemen dapat ditunda. Dan jangan lupa, kesehatan tidak hanya fisik, tapi sehat jasmani, sehat mental dan sehat spiritual (WHO, 1948). Meskipun anda telah mengkonsumsi zat gizi ideal, kesehatan tidak dapat anda peroleh seutuhnya bila anda jarang berolah raga atau mengasah pikiran anda.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi anda :)



Ingin mengetahui lebih lanjut? Semua ada di sini:

Leaf, AA. 2007. Vitamins for babies and young children. Arch Dis Child; 92: 160–164
Agricultural Research Service. 2007. National Nutrient Database for Standard Reference Release 27. United States Department of Agriculture. http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/4820?qlookup=16108&format=Full&max=25&man=&lfacet=&new=1

Leiliana, Ito. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen makanan pada anak sekolah kelas IV dan V di SD Islam Al-Husna Bekasi Selatan tahun 2008. Skripsi FKM UI. Depok.

Martínez, EM et al. 2012. Dietary Supplements and Cancer Prevention: Balancing Potential Benefits Against Proven Harms. Journal of National Cancer Institute; 104:732–739

Ramadani, Merry. 2005. Konsumsi Suplemen Makanan dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Remaja SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. Skripsi FKM UI. Depok.

Sudiyanto, dkk. 2002. Pengetahuan dan Perilaku Ibu yang Mempunyai Anak Balita  Tentang Pemberian Suplemen Multivitamin-mineral di Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia, vol: 52, no:6, Juni 2002.

http://www.autricee.com/sea-quill-vitamin-e-400-iu-d-alpha-tocopherol-acetate/

http://dietarysupplementdatabase.usda.nih.gov/ingredient_calculator/equation.php

http//www.bpom.co.id

Wardlaw, M.G., Hampl, J.S., Disilvestro, R.A., 2004. What Nourishes you? In: Perspective in Nutrition, 6th ed. NY: Mc Graw Hill, 1 – 11.

Worthington, 2000. Nutrition Troughout The Life Cycle. The MacGraw–Hill International Edition:  USA.

Ha Kim, S et al. 2006. Evaluating the Allergic Risk of Genetically Modified Soybean. Yonsei Medical Journal Vol. 47, No. 4, pp. 505 - 512, 2006

WHO, 2004 http://whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241546123.pdf?ua=1

Lebih baik mana? Suplemen makanan, Ekstrak atau Makanan Alami? Lebih baik mana? Suplemen makanan, Ekstrak atau Makanan Alami? Reviewed by adipendet on Desember 11, 2014 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.