Komunikasi atau
communication berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti untuk membagi,
membererikan atau bertukar ide dan pengetahuan. Lebi luas komunikasi adalah dasar dan
intisari dari hal-hal persuasi (seni untuk mempengaruhi), perubahan sikap dan
tingkah laku serta sosialisasi melalui sebuah penyampaian informasi yang dapat
berupa kata-kata, gestur, atau pesan, pembicaraan dan tulisan, yang mana dalam
hal ini terjadi pertukaran terus-menerus mengenai fakta dan opini. Adapun tujuan
dari komunikasi tersebut untuk menyatakan perasaan, menjaga atau menciptakan
suatu hubungan, untuk mengajak atau membujuk, membuat sebuah keputusan,
memberikan informasi, menurunkan tingkat stress, menenangkan diri, dan untuk
menyelesaikan masalah, seperti komunikasi dokter dalam menyelesaikan masalah pasien.[1][2]
Dalam hubungan dokter dan pasien komunikasi merupakan hal
penting. Tujuan komunikasi memiliki kesamaan dengan tujuan pasien datang ke
praktek dokter, yaitu untuk menyelesaikan masalahnya. Tenaga medis atau secara
khusus dokter, sesungguhnya sangat jarang bisa memberikan penyembuhan 100%.
Terkadang, mungkin dokter dapat mengurangi rasa sakit pasien. Namun yang sering
dan pasti dapat diberikan oleh dokter adalah kenyamanan kepada pasienya.
Kepercayaan merupakan dasar sebelum seorang dokter dapat memberikan
penyembuhan, pengobatan, atau kenyamanan. Komunikasi yang baik oleh dokter
kepada pasienya berimplikasi pada rasa kepercayaan pasien terhadap dokter.
Namun, akibat kemajuan teknologi, komunikasi antara dokter dan pasien mulai
bergeser. Misalnya, dengan diciptakanya telpon genggam yang semakin canggih,
ada seorang dokter yang memberikan pelayanan kesehatan hanya diperantarai alat
ini tidak secara langsung. Padahal seorang pasien, lebih menyukai seorang dokter
yang berkomunikasi secara efektif dan sensitif. Seorang pasien lebih menyukai
peng-interview yang memiliki rasa
simpati terhadap pasien, santai ketika berbicara, memperkenalkan dirinya,
tampil percaya diri, mendengarkan pasien dan merespon isyarat verbalnya,
memberikan pertanyaan yang tepat dan mudah dimengerti. Disanalah letak pentingnya etika komunikasi dokter dan pasien, yang kini semakin memudar seiring pesatnya kemajuan teknologi.[1]
Suatu kriteria
komunikasi yang efektif menurut Tubbs dan Moss (2000) dalam Kriyantono (2008) yaitu jika terjadi pengertian, menimbulkan
kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan perubahan
perilaku. Elemen-elemen yang mempengaruhi efektifitas komunikasi Menurut Kotler
dan Roberto (1989) sebagaimana dikutip oleh Bunna (2010) yaitu: ekspresi vocal,
ekspresi wajah, pergerakan tubuh, Kontak Mata, Jarak Ruang, Ketertarikan Fisik.
Dalam kaitanya dengan hubungan antara dokter dengan pasien, komunikasi efektif menyangkut ketrampilan seorang dokter dalam bertanya, menyimak atau
mendengarkan dengan aktif dan memfasilitasi. Ketiga ketrampilan inti ini tentu
dapat dipelajari dan perlu dilatih untuk dapat menguasainya.[1][2]
Seorang dokter
apabila memiliki keahlian dalam berkomunikasi secara efektif akan mendapatkan
informasi yang lebih luas dari pasien yang berimplikasi dalam penegakan
diagnosa yang tepat. Selain itu, dokter dapat mendeteksi dan merespon dengan
tepat penderitaan emosional pasien. Dokter juga akan mendapatkan pasien yang
puas dengan perawatanya dan dapat meminimalkan rasa kecemasan pasien.
Komunikasi efektif yang dilakukan dokter kepada pasien juga akan mendatangkan
pasien yang selalu menyetujui dan mengikuti saran dari dokter tersebut. inilah
yang menyebabkan komunikasi efektif penting dalam hubungan dokter dan pasien
dan ketrampilan ini dapat dipelajari oleh seorang dokter.[1]
Salah satu ketramilan berkomunikasi yang harus dipelajari
oleh dokter adalah kemampuan seorang dokter dalam bertanya. Kenyataanya banyak
kesalahan yang dilakukan oleh dokter dalam bertanya. Contohnya dokter terlalu
banyak bertanya, memberikan pertanyaan yang panjang, rumit dan membingungkan.
Strategi yang baik memberikan pertanyaan kepada pasien dalam mengawali sebuah
wawancara, adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada pasien. Pertanyaan
tertutup hanya boleh digunakan untuk mendapatkan informasi yang spesifik dan
terfokus dari pasien. Memberikan pertanyaan yang sama atau mirip merupakan hal
yang perlu dihindari karena hal ini akan membuat pasien bingung. Berikan pasien
waktu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Apabila pasien kurang mengerti
dengan pertanyaan dokter, segera ganti pertanyaan dengan bahasa yang mudah
dipahami.[1]
Mendengarkan juga merupakan ketrampilan inti dalam
berkomunikasi secara efektif. Seorang dokter, sebaiknya memberikan pasien untuk
berbicara tanpa memberikan interupsi. Mendengarkan secara efektif berarti
berkonsentrasi terhadap apa yang dikatakan oleh pasien dan mencoba mengerti
bagaimana perasaan pasien ketika berbicara. Perhatikan setiap isyarat verbal
dan non-verbal yang ditunjukan oleh pasien. Untuk memperlihatkan perhatian seorang
dokter kepada pasien, gunakan beberapa bahasa tubuh yang tepat dan kata-kata
yang memfasilitasi pasien untuk meneruskan pembicaraanya kepada dokter. Apabila
diperlukan, berikan waktu jeda atau hening sejenak.[1]
Dalam mengembangkan ketrampilan komunikasi efektif seorang
dokter, pendidikan formal kedokteran memiliki peran dan manfaat penting terhadap hal ini. Pengajaran
ketrampilan komunikasi dalam pendidikan formal kedokteran jauh lebih baik
daripada mengobservasi dan menjadikan guru atau dokter yang mengajar sebagai
model dalam berkomunikasi kepada pasien. Sekolah kedokteran telah merespon hal
ini dengan mengenalkan ketrampilan berkomunikasi sebagai bagian yang utama
dalam kurikulum kedokteran.[1]
[1] Lloyd, Margaret and Bor, Robert.2009.Communication Skills for
Medicine – Third Edition.Elsevier.
[2] Bunna, Agustina Tandi.2010.Desain Media Komunikasi Untuk Pendidikan
Konservasi Berdasarkan Preferensi Masyarakat dan Efeknya terhadap Perubahan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat di Kawasan Lindung Sungai Lesan,
berau, Kalimantan Timur.Institut Pertanian Bogor.
Etika Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien
Reviewed by adipendet
on
Desember 20, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: